Problem : Apakah pikun ada obatnya?
Intervention :
1.Minum kopi atau teh pahit
2.Dengan ekstrak daun Ginkgo biloba
Camparation :
Obat Pikun Cukup Minum Kopi Atau Teh Pahit
Setiap Pagi Penyakit demensia atau pikun, perlahan namun pasti, akan dialami sejalan dengan pertambahan usia. Dan menurut studi, dengan minum kopi atau teh pahit setiap pagi, mampu untuk memperlambat dan melawan kepikunan. Kopi dan teh sudah menjadi minuman favorit bagi kebanyakan orang di dunia. Tapi efek menguntungkan dari kafein pada kopi sebagai obat psikoaktif, yang dapat memelihara fungsi otak, mulai belakangan ini dihargai.Penelitian terbaru oleh pakar internasional dari University of Lisbon dan University of Coimbra, Portugal menemukan, bahwa kafein dalam kopi dan teh dapat melindungi terhadap penurunan kognitif yang terlihat pada demensia (kepikunan) dan penyakit Alzheimer. "Studi epidemiologis pertama menunjukkan, hubungan terbalik antara konsumsi kafein dengan kejadian penyakit Parkinson. Kemudian beberapa studi epidemiologi lanjutan menunjukkan, bahwa konsumsi jumlah moderat kafein juga berbanding terbalik dengan penurunan kognitif yang terkait dengan penuaan serta kejadian penyakit Alzheimer," jelas Alexandre de Mendonca, dari Institute of Molecular Medicine and Faculty of Medicine, University of Lisbon, Portugal, seperti dilansir dari Seniorjournal. Selain kopi pahit, teh pahit juga dapat melawan kepikunan. Uji laboratorium menemukan, bahwa minum secangkir teh hitam dan hijau secara teratur dapat menghambat aktivitas enzim tertentu di otak, yang membawa pada Alzheimer, yaitu suatu bentuk demensia generatif yang mempengaruhi 10 juta orang di seluruh dunia. Berdasarkan jurnal Phytotherapy Research, Alzheimer ditandai dengan penurunan asetilkolin. Kopi dan teh pahit dapat menghambat aktivitas enzim acetylcholinesterase (AChE), yang memecah bahan kimia atau neurotransmiter dan asetilkolin. Selain itu kopi, teh hitam, dan teh hijau juga menghambat aktivitas enzim butyrylcholinesterase (BuChE), yang ditemukan dalam deposit protein pada otak penderita Alzheimer. "Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer, kopi dan teh berpotensi menjadi senjata lain yang digunakan untuk mengobati penyakit ini dan memperlambat perkembangannya," ungkap Dr. Ed Okello, peneliti dari Medicinal Plant Research Centre di Newcastle University, Inggris. Tapi ingat, harus kopi atau teh pahit, cukup setiap paginya. Karena minum kopi secara berlebihan, dapat meningkatkan serangan stroke akibat kerusakan pada dinding pembuluh darah. Pada wanita hamil dapat meningkatkan denyut jantung, menyerang plasenta, masuk ke dalam sirkulasi darah, dan yang lebih parah bisa menyebabkan kematian. Tapi minum kopi dalam jumlah yang sedang tidak membahayakan, malah bisa memberikan manfaat. Coffee time!
Ginkgo Biloba Sebagai Obat Pikun
Lupa itu memang menjengkelkan. Sudah hampir ingat pada sesuatu yang ingin dikatakan, tetapi otak tetap diblok, tidak ingat lagi. Kalau ini terjadi hanya kadang-kadang saja, orang masih belum panik. Tetapi kalau itu terjadi berkali-kali dalam waktu singkat, orang mulai prihatin. Di Jerman, “penyakit lupa” dicegah dengan ekstrak daun Ginkgo Biloba yang khasiatnya sudah diteliti sejak tahun 1960. Ditemukan bahwa ekstrak daun Ginkgo Biloba membantu kelancaran peredaran darah perifer di daerah akral (anggota badan) yang jauh dari jantung, seperti ujung jari, ujung kaki, daun telinga. Kelancaran ini membuat orang segar kembali dan tidak lekas capek. Apakah dengan itu “penyakit” sering lupa juga bisa disembuhkan? Beberapa peneliti obat di Jerman menyimpulkan, “Ya.” Tetapi rekan-rekannya di Amerika Serikat, “Tidak.” Walaupun begitu, para penganut di kubu Jerman yakin bahwa daerah otak juga terkena imbasnya, melihat kebugaran jasmani yang diperoleh membuat orang yang bersangkutan juga berpikiran jernih. Ingatan dan konsentrasi berpikir yang tadinya amburadul niscaya juga diperbaiki.
Ekstrak itu kemudian diakui oleh pemerintah Jerman sebagai obat pikun, dan disetujui untuk “dilempar” ke tengah masyarakat. Dicetak sebagai tablet dan dragee, ekstrak yang sudah dikeringkan itu dipasarkan dengan berbagai merek di pasar swalayan. Jutaan butir ditelan setiap hari oleh para manula Jerman yang dalam usia senjanya masih ingin tetap bugar dan tidak ingin sebentar-sebentar lupa, sebentar-sebentar lupa. Uji coba yang sudah dilakukan di New York Institute for Medical Research menunjukkan, ekstrak Ginkgo Biloba murni dengan nomor pendaftaran obat EGb 761 buatan Jerman, memang benar berkhasiat terhadap pasien penyakit Alzheimer, tetapi kerjanya lamban sekali. Enam bulan sampai satu tahun baru tampak ada efeknya. Khasiatnya hanya tampak pada orang-orang tertentu. Penelitian itu menimbulkan kontroversi. Mengapa meneliti obat pikun saja kok sampai meneliti khasiatnya terhadap penyakit Alzheimer? Penyakit ini lebih parah daripada penyakit cuma sering lupa. Ternyata, alasannya karena penyakit Alzheimer sudah ada uji standarnya yang bisa dipakai untuk mengukur kesembuhan. Sedangkan “penyakit” sering lupa tidak ada. Pasien percobaan yang sudah diberi ekstrak Ginkgo Biloba selama 52 minggu, ternyata hanya 27% yang memperoleh kesembuhan sebanyak 4 point dalam skala pengukur penyakit Alzheimer. Yang diukur ialah memori, penalaran, dan tingkah laku menjaga diri. Padahal daun Ginkgo Biloba itu di Jerman tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan penyakit Alzheimer, melainkan mengembalikan kebugaran tubuh saja, termasuk otak, sehingga mencegah penurunan daya ingat. Sementara penelitian masih dilanjutkan di Amerika, ekstrak Ginkgo Biloba dalam berbagai kepekatan, kemurnian (dicampur dengan tanaman lain, bahkan ada yang diberi protein, vitamin, dan mineral) sudah beredar luas di Eropa dan Amerika. Hasil uji coba terhadap penyakit itu didiskusikan di kalangan American Medical Association, pada 21 Oktober 1997 yang lalu. Ketua tim peneliti, Pierre Le Bars, memberi penjelasan bahwa uji coba itu lebih banyak menimbulkan teka-teki daripada memberi penjelasan bagaimana duduknya perkara kok sampai daun itu bisa menghambat penurunan daya ingat pada pasien penyakit Alzheimer. Penyakit ini sejenis dementia (gangguan kronis dalam proses mental) karena otak sedang sakit organis, seperti rusak dipondoki parasit misalnya, atau terganggu oleh tumor. Gejalanya selain sering lupa, juga disorientasi (tak tahu lagi di mana sedang berada, sehingga tak mampu menemukan jalan kembali), tak mampu bernalar, dan tak mampu menjaga (mengendalikan) diri. Mekanisme kerja daun Ginkgo Biloba terhadap otak penderita Alzheimer belum jelas, walaupun sudah berhasil menghambat laju penyakit itu. Ada suatu zat yang niscaya berperan dalam hal ini, yang untuk sementara waktu diberi nama ginkgolid dan bilobalid (sejenis flavon glikosida). Dalam uji coba di Jerman sebelumnya, yang dilakukan terhadap orang-orang yang sering lupa, diasumsikan bahwa penyebab gangguan itu bukan otak yang sedang rusak seperti pada penderita penyakit Alzheimer, tetapi cuma kekurangan oksigen. Otaknya tidak apa-apa. Kekurangan ini gara-gara pembuluh darah ke otak sudah banyak yang menyempit karena dinding bagian dalamnya ditempeli endapan kapur dan kolesterol jahat. Kejadian ini terdapat pada orang-orang yang sudah lanjut usia, 60 tahun ke atas. Kekurangan oksigen di daerah otak karena peredaran darah agak terganggu ini menimbulkan kemunduran daya pikir, malas berpikir, atau telmi (telat mikir). Daya konsentrasi pikiran juga berkurang, dan akhirnya daya mengingat-ingat nama, istilah, tanggal, dan lainnya juga amburadul. Memang kekurangan itu belum sampai menimbulkan rasa muter-muter, pingsan, atau stroke. Sebab, darah masih beredar memasok oksigen ke dalam otak, tetapi pasokannya yang kurang. Kalau dibiarkan berlarut-larut tanpa usaha menormalkan kembali pasokan oksigen seperti semula (misalnya dengan olahraga pernapasan secara teratur, jalan kaki pagi teratur juga, berenang ringan seminggu sekali, dan pantang merokok sama sekali), sering lupa itu makin parah. Seorang profesor yang menunjukkan gejala sering lupa dikatakan pikun. Bukan karena pandainya, tetapi karena tuanya. Keadaan ini berhasil dihambat dengan ekstrak Ginkgo Biloba. Diduga, sari daun itu mampu mengencerkan darah, sehingga aliran yang semula lamban di daerah otak menjadi lancar. Istilah “mengencerkan darah” memang gambaran yang terlalu disederhanakan. Penjelasan yang lebih ilmiah ialah, sari daun itu menghambat pembentukan PAF (platelet activating factor). PAF sengaja dibentuk secara imunologis oleh sejumlah platelet (butir darah merah), agar darah lebih kental, untuk menghambat pendarahan pada dinding pembuluh darah yang luka, misalnya. Kekentalan ini menghambat peredaran. Apalagi kalau pembuluh darahnya sudah banyak yang menyempit karena “pengapuran”. Kalau pembentukan PAF dihambat oleh sari daun Ginkgo Biloba, darah tidak jadi mengental. Alirannya ke otak lancar kembali, dan otak tidak kekurangan oksigen lagi.
Outcame :
Meskipun kopi bisa memberikan efek yang bagus pada manusia, tidak sedikit pula para ahli kesehatan yang memperingatkan akan bahaya dari kebiasaan rutin mengkonsumsi kopi. Tentunya dengan catatan mengkonsumsi kopi dalam dosis yang berlebihan. Bergelas-gelas kopi dalam satu hari. Biasanya lebih dari tiga gelas dalam sehari. Kebiasaan seperti ini bisa membahayakan kesehatan manusia. Dari bahaya sakit jantung, resiko serangan penyakit kanker sampai menurunkan tingkat kesuburan. Biasanya kelebihan dosis dalam mengkonsumsi kafein ini ditandai dengan kondisi mental yang mulai labil atau tidak terkendali. Itu karena detak jantung dan aliran darah menjadi lebih cepat dari keadaan normal. Selain itu pengobatan melalui kopi dan teh dapat menimbulkan efek samping berupa kecanduan minuman tersebut. Jadi lebih baik menggunakan obat yaitu ekstrak dari daun ginkgo biloba. Yang dari penelitian belum ditemukan efek samping akibat penggunaan ekstrak daun gingko biloba tersebut.
Daftar pustaka :
1.http://keluargacemara.com/featured/ginkgo-biloba-sebagai-obat-pikun.html
2.http://terselubung.blogspot.com/2010/12/obat-pikun-cukup-minum-kopi-atau-teh.html
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer